Pesan Kemanusiaan : Merdekakan Indonesia


Pesan ini saya tujukan kepada pemimpin Indonesia.
Wahai Indonesia........
Tidakkah kau dengar jerit tangisnya?
Tidakkah kau lihat nanar matanya?
Tidakkah kau rasa perih hidupnya?

Dia tak ingin istana menyala
Mereka tak minta kemilau emas di raga
Hanya setitik cinta dari sang penguasa
Atau seteguk air di bejana
Tak sanggupkah kita?

Indonesia adalah negara yang dianggap merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Menurut pendapat saya hal ini harus dikoreksi. Apakah indonesia benar-benar merdeka?. Apakah semua rakyatnya sejahtera, aman, nyaman di Indonesia??. Kalau ditanya pada masyarakat perkotaan dan terpelajar pasti akan menjawab ya. Tapi itu bukan semua rakyatnya yang merasakan kemerdekaan Indonesia. Hanya segelintir orang saja.
Para pemimpin belum mendengar jerit tangis saudara kita di pelosok sana, yang berharap seteguk air simpati para penguasa. Para pemimpin juga belum memberi selimut kehangatan bagi tidur-tidur mereka, yang berharap mendapat kenyamanan di Indonesia.
Saya berharap, pemimpin mendengar jeritan mereka yang ada di pelosok indonesia, yang butuh kemerdekaan di Indonesia. Infrastruktur di pelosok perlu dijangkau dan disempurnakan. Listrik, jalan setapak,  pendidikan, dan tempat tinggal sangat mereka butuhkan. Jadi, merdekakan Indonesia wahai para pemimpin negeri ini dengan tangan-tangan anda dan kita semua, bangsa Indonesia.

Surat Dari Ayahku



Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Muhammad Irfan Hussamuddin, anakku...
Hari ini, 16 Agustus 2008, tepat ketika usiamu memasuki 13 tahun

Orang kebanyakan menandai hal seperti ini sebagai ulang tahun yang dirayakan dengan suka cita, bergembira dan mengadakan pesta. Mungkin pernah terbetik pula dalam hatimu keinginan seperti itu, merayakan ulang tahun dengan pesta ceria, meniup lilin, memotong roti, dan menerima banyak hadiah.

Ketahuilah anakku, umur kita sudah ditentukan oleh Allah; 10 tahun, 20 tahun, atau 50 tahun kita tidak tahu. Yang pasti anakku, setiap detik yang kita lalui berarti mengurangi jatah umur kita.


Hari ini berarti usiamu sudah berkurang 13 tahun, masih sisa beberapa tahun lagi atau beberapa hari lagi tidak ada yang tahu pasti. Hanya saja setelah selesai jatah umur kita jalani nanti, kita akan memasuki alam baru. Di alam baru itu hanya ada dua keadaan: nikmat atau adzab. Dan nikmat atau adzab itu kita tentukan sendiri, hari ini, dalam sisa waktu hidup kita.

Oleh karenanya, tataplah dengan sungguh-sungguh masa depanmu yang PASTI, jauh melampaui batas-batas kehidupan dunia. Jangan terlena dengan gemerlapnya dunia. Dunia ini hanya sebentar. Bukankah sudah kau rasakan hidup selama 13 tahun dan rasanya baru sebentar saja? Sekarang kamu sudah kelas 8, padahal terasa baru saja lulus MI bukan?
Ya... memang hidup kita hanya sebentar.

Pandailah memilih jalan hidup, jangan hiraukan orang berlomba mengejar dunia karena mereka sebenarnya sedang tertipu. Luruskan niat hidup kita: hanya mengabdi pada Allah SWT. dan luruskan pandangan kita bahwa hidup ini adalah perjalanan menuju ALLAH SWT. Kemudian siapkan bekal, sebanyak-banyaknya.

Terimalah mushaf kecil ini, sebagai bekal yang paling berharga. Karena dengan mushaf ini kamu akan memperoleh manfaat yang teramat sangat besar bagi kehidupanmu, Dunia dan Akhirat.
Ayah sangat bahagia dan sangat bersyukur pada Allah jikalau kamu mau menghafalnya, mempelajarinya, memahaminya, mengamalkannya, dan mengajarkannya. Karena Rasulullah SAW. telah bersabda: Sebaik-baik manusia diantara kamu adalah orang yang belajar Al-qur-an dan mengajarkannya.

Ayah senantiasa mendoakanmu semoga Allah SWT. mengabulkan keinginanmu untuk dapat mempelajari ilmu-Nya di tempat tinggal Rasulullah SAW.: Madinah Al-Munawaroh.

Selamat berjuang anakku.... selamat berjuang!!

Semoga berhasil meraih ridho-Nya. Amin ya Allah yaa Rabbal 'aalamiin.

Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.


Mojokerto, 16 Agustus 2008
Yang Sangat Menyayangimu,


AYAH

Popular Posts

Powered by Blogger.

Ini Dia